OverclockingID – Pemanfaatan produksi virtual dan teknologi in-camera visual effects (ICVFX) sudah berkembang secara pesat dalam waktu dua tahun terakhir. Tahun 2020, contohnya, ada sedikitnya belasan panggung ICVFX di seluruh dunia. Hari ini, ada lebih dari 250 panggung seperti itu di dunia – dengan pelopor seperti AUX Media di Singapura, 3Particle di Malaysia, dan V2 di Indonesia, yang memanfaatkan panggung skala besar xR dan layar LED di berbagai live event, film dan alur produksi mereka.
Teknologi dan alur kerja yang sebelumnya menggunakan studio besar dengan anggaran jutaan dollar kini “didemokratisasi”, membuka jalan bagi generasi baru kreator konten. Banyak di antara mereka sudah memanfaatkan teknologi real time seperti produksi virtual dan ICVFX untuk mendorong inovasi mutakhir dan menciptakan lingkungan ‘dunia lain’ yang imersif, memecahkan rekor dan mendapatkan banyak pujian karena kreativitasnya.
Di Asia dan seluruh dunia, kreator dan profesional industri dengan cepat mengadopsi real-time dalam alur kerja produksi mereka, dan untuk banyak konten. Ini memengaruhi proyek di setiap tahapan siklus hidup kreatif – dari penciptaan ide dan konsep, hingga pencarian lokasi, dan bahkan desain produksi dan efek visual final frame.
Studio xR imersif pertama di Indonesia, V2 Indonesia, mengubah permainan untuk virtual event dengan software real time. Bulan Oktober 2021, studio spesialis audio visual (AV) membuat terobosan dengan merambah ke xR dengan harapan menambah nilai penawaran terbaru mereka untuk klien industri dan konsumen, serta mendukung hybrid event imersif di masa depan. Sejak saat itu, V2 telah memulai proyek xR pertamanya dengan Gereja Bethel Indonesia (atau dikenal dengan GBI PRJ), rumah ibadah yang berlokasi di Jakarta. Di GBI PRJ, V2 telah membangun studio xR dengan LED sebesar 17x5m, yang didukung oleh software disguise, dan memungkinkan gereja menampung hingga 1.000 jemaat per sesi ibadah.
Selain itu, V2 juga bekerja sama dengan salah satu Youtuber terbesar di Indonesia untuk membangun studio podcast yang dilengkapi teknologi xR. Perusahaan berharap xR dapat membekali para kreatif seni, media TV, biro iklan, dan pembuat konten untuk lebih membebaskan kreativitas mereka dan menghasilkan konten berkualitas yang mutakhir. Rudi Hidayat, Founder dan CEO V2 Indonesia menambahkan, “Saya sangat senang melihat perkembangan produksi virtual di Asia Tenggara yang semakin keren dan efisien. IMxR adalah studio xR pertama di Indonesia, dan saya berharap ini akan menjadi benchmark untuk produksi virtual yang imersif dan terkemuka, serta menjadi wadah para pembuat konten dan rumah produksi di Indonesia.”
Epic Games berkomitmen untuk memberdayakan studio dan kreator di seluruh ASEAN untuk mendukung permintaan akan produksi virtual dan ICVFX yang semakin banyak. Hingga hari ini, Epic Games sudah mendukung lebih dari 1.600 kreator dan tim di 89 negara, melalui program Epic MegaGrants (EMG) – dana senilai US$100 juta digelontorkan untuk secara aktif membantu kesuksesan pengembang dan komunitas kreator.
DI Asia jumlahnya saat ini 47, dengan studio animasi seperti Streamline Media Group, AeonSparx Interactive Sdn Bhd, dan Ammobox Studios di Malaysia yang menerima dana tersebut. Epic juga berencana untuk memperluas dukungannya bagi kreator ASEAN melalui beberapa skema dan inisiatif yang akan diluncurkan di tahun ini, seperti iterasi regional Women Creators’ Program dan Unreal Shorts Challenges for Southeast Asia.